Liburan (Bagian 2)

Minggu siang, tanggal 14 Juli  saya diajak ayah saya pergi ke kebun kami  di Cilik Riwut Km.21 sebelah tempat wisata Taman Gaul. Kebetulan ibu dan adik saya juga ikut, jadi saya memutuskan untuk ikut juga. Daripada suntuk di rumah, mending cari udara segar.

Kami berangkat dengan dua buah sepeda motor, saya dengan ayah saya dan ibu saya dengan adik saya. Masing-masing membawa bibit tanaman untuk ditanam di kebun nanti.

Saat memasuki gang menuju kebun, kami menghadapi jembatan yang rusak. Mungkin karena banjir atau apa saya juga tidak tahu. Untungnya ada jalan sempit yang dapat dilalui, namun tidak akan sanggup menahan beban kami karena jalan tersebut cukup rentan sebab  di sebelahnya juga terdapat parit yang cukup lebar. Alhasil saya dan adik saya pun akhirnya turun dan menyeberang duluan, sedangkan orang tua saya berusaha untuk menyeberang di belakang kami.

Setalah melewati jalan sempit tersebut, kami melanjutkan perjalanan kami. Tapi ada masalah lagi setelah itu, jalan yang kami lalui ternyata tak semulus yang saya bayangkan, jalan tersebut dipenuhi kayu yang memang sengaja disusun rapi. Entah tujuannya apa. Dan ini jalannya..

 Image

Ayah saya tetap melaju meskipun keadaan jalannya seperti itu. Kami mengalami goncangan yang hebat karena kondisi jalannya seperti itu. Akhirnya saya memutuskan untuk turun dari motor  dan ayah saya tetap meneruskan perjalanannya, sedangkan saya berjalan kaki di belakang sambil menunggu adik dan ibu saya.

Saya mengira ibu dan adik saya dapat melalui jalan itu dengan lancar. Sayangnya dugaan saya salah, ibu dan adik saya tak mampu melewatinya, kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh. Nasib bibit tanaman yang mereka bawa juga sama, terjatuh juga. Akhirnya saya berbalik dan membantu mengangkat bibit tanaman tersebut dan motor yang di kendarakan ibu saya akhirnya di tinggal di tempat itu juga.

Kami berjalan menyusul ayah saya yang sudah semakin jauh melesat pergi dengan motornya. Sambil membawa bibit tanaman yang berat dan ditemani teriknya matahari, saya mengeluh dan berpikir seandainya saya tidak usah ikut saja tadi. Hmmm..

Perjalanan kami terasa sangat panjang, ayah saya sudah tidak terlihat lagi. Tangan lelah, kaki lelah. Saya bergantian dengan ibu saya untuk membawa bibit tanaman. Di perjalanan, kami melihat bidang-bidang tanah yang tiap tanah ada nama pemiliknya.

Setelah menempuh perjalanan yang panjang, akhirnya saya melihat motor ayah saya diparkir di pinggir jalan. Tapi kami tidak menemukan ayah saya, sambil menunggu akhirnya kami beristirahat sejenak di sana. Kebetulan terik matahari tidak bersentuhan langsung dengan kami karena terhalang oleh pepohonan di sekitar.

Setelah merasa cukup beristirahat, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami. Dan tak lama setelah itu, kami sampai di kebun. Saya melihat ayah saya sedang membersihkan kebun kami. Kami tak tahan dan sangat lelah, apalagi kami puasa. Kami langsung duduk di batang kayu yang tumbang sambil menunggu ayah saya.

Adik saya tidak tahan dengan perjalanan kami dan cuaca saat itu. Dia mengajak saya dan ibu saya pulang duluan. Akhirnya kami pulang bertiga sementara ayah saya masih di kebun. Dan kembali lagi kami menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan. Saya iseng menghitung waktu perjalanan kami, dan ternyata kurang lebih 1 jam lamanya kami berjalan. Ckckckck..

Sesampainya di rumah kami langsung mandi dan ibu saya menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Hmmm, perjalanan yang sangat melelahkan. Jera rasanya. Ternyata jarak antara jalan utama (Cilik Riwut) menuju kebun kami adalah 3,5 km. Berapa kalau bolak-balik? Ya, benar, 7 km. Mau mencoba?

 

Image

 

Image

 

Image

 

Image

Leave a comment